Dampak Besar Gempa Bumi dan Cara Antisipasinya
Dilihat: kaliHai teman-teman gimana kabarnya? semoga baik aja ya. Teman-teman tahu gak apa itu gempa bumi pasti semua sudah tahu dong, tapi apakah teman-teman tahu bagaimana cara antisipasinya saat teerjadi gempa bumi. Nah untuk yang kali ini teman-teman pasti masih banyak yang belum tahu. Disini saya sudah menulis artikel tentang Dampak Besar Gempa Bumi dan Cara Antisipasinya bagi teman-teman yang ingin tahu silahkan baca disini.
Gempa Bumi dan Antisipasinya
Gempa bumi merupakan peristiwa sentakan pada kerak bumi sebagai gejala pengiring dari aktivitas tektonisme maupun vulkanisme, atau akibat runtuhan bagian bumi secara lokal.
a. Macam-macam Gelombang Gempa Bumi
Ada tiga macam gelombang gempa yaitu sebagai berikut.
- Gelombang longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah dengan kecepatan 7-14 km per detik. Gelombang ini pertama dicatat dengan seismograf dan yang pertama kali dirasakan orang di daerah gempa sehingga dinamakan gelombang primer.
- Gelombang transversal yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatan 4-7 km per detik, gelombang ini juga disebut gelombang skunder.
- Gelombang panjang atau gelombang permukaan yaitu gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5-3,9 km per detik. Gelombang inilah yang paling banyak menimbulkan kerusakan.
b. Istilah-Istilah dalam Gempa Bumi
- Hiposentrum, berasal dari kata hypo berarti bawah, dan sentrum berarti pusat. Jadi, hiposentrum merupakan pusat asal mulanya getaran gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi. Terdapat dua macam gelombang longitudinal (gelombang primer) dan gelombang transversal (gelombang skunder).
- Episentrum yaitu tempat di permukaan bumi yang terdekat dengan hiposentrum, biasanya disebut pusat gempa di permukaan bumi.
- Makroseisme yaitu wilayah episentrum yang paling parah tingkat tingkat kerusakannya.
- Mikroseisme yaitu getaran kulit bumi yang sangat halus. Getarannya tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat pencatat getaran gempa).
- Pleistosiesta yaitu daerah yang dibatasi oleh isoseista yang berada di sekitar episentrum yang paling banyak mendapat kerusakan. Pleistoseista dapat juga diartikan sebagai garis khayal yang membatasi tempat yang episentrumnya mengalami kerusakan paling hebat akibat gempa.
- Isoseista yaitu garis pada peta yang meghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran gempanya.
- Homosiesta yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat pada saat yang sama mengalami getaran gempa.
c. Klasifikasi Gempa Bumi
Menurut proses terjadinya, ada tiga jenis gempa bumi yaitu sebagai berikut.
- Gempa tektonik, terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi.
- Gempa vulkanik, terjadi akibat aktifitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan disekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
- Gempa runtuhan atau longsoran, terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh, getaran yang dihasilkan akibat runtuhannya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
d. Dampak Gempa Bumi
1. Dampak Primer
Dampak primer gempa bumi yaitu getaran gempa itu sendiri yang sampai ke permukaan bumi dan jika getarannya cukup besar dapat merusak bangunan dan infrastruktur lainnya, seperti jalan, jembatan, rel kereta api, bendungan, dan lain-lain sehingga menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
Berikut contoh-contoh dampak gempa bumi primer.
- Gempa di Kobe, Jepang, terjadi pada bulan januari 1995 merusak jalan kereta api epress yang menghubungkan Kobe dan Osaka. Lebih dari 6.400 orang meninggal.
- Gempa dengan kekuatan 6,7 skala Richter merobohkan jalan bebas hambatan di Los Angeles pada bulan Januari 1994.
2. Dampak Skunder
Dampak skunder gempa bumi yaitu terjadi tsunami, tanah yang menjadi cairan kental (liquefaction), kebakaran, timbulnya berbagai penyakit, dan sebagainya.
e. Antisipasi Gempa Bumi
1. Sebelum Terjadi Gempa Bumi
a. Langkah utama yang harus dilakukan sebagai berikut.
- Mengenali apa yang disebut gempa bumi.
- Memastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan gempa bumi (longsor, liquefaction, dan lain-lain).
- Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
b. Kenali lingkungan tempat bekerja dan tempat tinggal
- Memperhatikan letak pintu, lift, dan tangga darurat. Apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
- Belajar melakukan P3K.
- Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran.
- Mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
c. Persiapan rutin pada tempat bekerja dan tempat tinggal
- Perabotan (lemari, kabinet, dan lain-lain) diatur menempel pada dinding (dipaku/diikat, dan lain-lain) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
- Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas, dan listrik apabila sedang tidak digunakan.
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.
- Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi, misalnya lampu, dan sebagainya.
2. Saat Terjadi Gempa
a. Jka berada di dalam ruangan, diamlah sejenak, jangan panik, dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka, seperti kaca, pipa gelas, atau benda-benda tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi.
b. Jika berada di luar rumah, tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan, pohon, atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena kemungkinan runtuhan bangunan masih terjadi.
c. Jika berada di tengah keramaian, janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
d. Jika berada dalam bangunan tinggi, secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada dilantai dimana anda berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
e. Jika sedang mengendarai kendaraan, hentikan dan pinggirkan kendaraan anda. Jangan berhenti diatas jembatan atau dibawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, jangan langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
3. Sesudah Terjadi Gempa
a. Jika anda berada dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib, jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa, periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon/minta pertolongan apabila terjadi luka parah pada anda atau sekitar anda.
b. Periksa lingkungan sektar anda, apabila terjadi kebakaran, kebocoran gas, dan arus pendek. Periksa aliran dan pipa air, periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api, dan lain-lain)
c. Jangan masuk ke bagunan apabila sudah terjadi gempa karena kemungkinan masih terdapat runtuhan.
d. Jangan berjalan disekitar daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya gempa susulan masih ada.
Demikian sekilas informasi tentang Dampak Besar Gempa Bumi dan Cara Antisipasinya semoga dengan adanya informasi ini teman-teman bisa lebih berhati-hati apabila terjadi gempa dan mengerti bagaimana langkah pertama yang harus dilakukan sehingga tidak banyak korban yang berjatuhan, termakasih.