Bentuk dan Jenis-Jenis Biodigester

Dilihat: kali

Sumber-sumber energi biomassa berasal dari bahan organik. Apabila biomassa tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, energi tersebut dengan bioenergi. Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas sekitar 6000 watt/jam yang setara dengan setengah liter minyak disel. Oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, batu bara, dan bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Salah satu bentuk bioenergi adalah biogas. Berikut ini Bentuk dan Jenis-Jenis Biodigester.

Pemilihan jenis biodigester disesuaikan dengan kebutuhan dari kemampuan pembiayaan/fermentasi anaerob. Beberapa jenis starter yaitu sebagai berikut.

a. Fixed Dome

Bentuk dan Jenis-Jenis Biodigester



Biodigester ini memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan dalam reaktor (biodegester). Oleh karena itu, dalam konstruksi ini gas yang terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpulan gas di luar reaktor.

b. Floating Dome

Pada tipe ini, terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpulan gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.

Dari segi aliran bahan baku reaktor biogas, biodigester dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

a. Bak (Batch)

Pada tipe ini, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses digester. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari limbah organik.

b. Mengalir (Continous)

Untuk tipe ini, aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lama bahan baku selama dalam reaktor disebut waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HRT).

Dari segi tata letak penempatan, biodigester dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

a. Sauran Biodigester di Permukaan Tanah

Biasanya berasal dari tong-tong bekas minyak tanah atau aspal. Kelemahannya adalah volumenya kecil sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga (keluarga). Kelemahan lain adalah kemampuan material yang rendah untuk menahan korosi dari biogas yang dihasilkan.

b. Sebagian Tangki Biodigester di Bawah Permukaan Tanah

Biasanya biodigester ini terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, kapur yang debentuk seperti sumur dan ditutup dengan pelat baja. Volume tangki dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan. Kelemahan pada sistem ini adalah jika ditempatkan pada daerah yang memiliki suhu rendah, dingin yang diterima oleh pelat baja merambat ke dalam bahan isian sehingga menghambat proses produksi.

c. Seluruh Tangki Biodogester di Bawah Permukaan Tanah

Model ini merupakan model yang paling populer di Indonesia, seluruh instalasi biodigester ditanam di dalam tanah dengan onstruksi permanen yang membuat suhu biodigester stabil dan mendukung perkembangan bakteri metanogen.

Itulah tadi sedikit informasi yang bisa saya sampaikan tentang Bentuk dan Jenis-Jenis Biodigester semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Bentuk dan Jenis-Jenis Biodigester | admin | 4.5
TAGS:

You cannot copy content of this page